Pujian Semu
Pujian membelai, seperti angin sepoi,
Namun seringkali menipu, membuat hati tertipu.
Embun pagi menghiasi, menghiasi dedaunan,
Namun cepat menghilang, meninggalkan rasa kehampaan.
Mereka yang memuji, tak mengenal hati,
Hanya melihat luar, memandang yang tampak saja,
Pujian berubah menjadi benci, saat aib terkuak,
Seperti bunga yang layu, keindahannya menghilang begitu saja.
Ibnu ‘Ajibah berkata, “Jangan tertipu pujian yang datang,”
Mereka tak tahu kadar dirimu, hanya yang nampak semata,
Maka bencilah bila dipuji, biarkan hati mu tenang,
Agar tak terbuai janji yang semu, menyerah pada kebenaran.
Refleksi Aksara,
Disudut Jakarta - 3 - februari 2025
Posting Komentar untuk "Pujian Semu"
Posting Komentar