SENJA DI BIBIRMU
Aku tak tahu, jika jatuh cinta bisa sepedih ini,
Menatap senyummu yang terukir di bibir—sebuah lukisan yang tak kumiliki.
Aku tak tahu, jika jatuh cinta bisa melahirkan luka,
Padahal tak pernah kumiliki kesempatan untuk menyentuhmu,
Ketika mengetahui bahwa hatiku merindu,
Seseorang yang juga tengah mencintai; namun bukan aku.
Hatiku tertambat di lekuk senyummu,
Senja yang menawan, namun tak pernah untukku.
Aku berlari mengejar bayanganmu,
Tak peduli bahwa akan ada duri-duri yang menancap pada kakiku.
Aku bergumul dengan logika,
Menepis segala prasangka yang mengatakan; semua ini akan sia-sia.
Aku tak peduli,
Pun jika aku akan berdarah-darah.
Aku tak peduli,
Pun jika aku akan hilang kewarasan.
Karena mengetahui kamu tak sudi diiringi olehku,
Yang ingin sekali membersamaimu—membuatku jauh lebih terluka.
Mungkin cinta memang sekejam itu,
Menawarkan mimpi indah yang tak pernah terwujud.
Aku terjebak dalam labirin rindu yang tak berujung,
Menatap senja di bibirmu yang tak pernah untukku.
Aku ingin menjerit, menangis, menghilang.
Aku ingin melupakanmu, tetapi tak mampu.
Aku ingin menghancurkan hati ini, tetapi tak berani.
Mungkin ini adalah hukuman terberat yang pernah kuterima.
Cinta yang tak terbalas menghancurkan jiwaku.
Aku terjebak dalam putaran kesedihan yang tak berujung, semua terbalut mendung.
Aku hanya bisa menatap senja di bibirmu.
Senja yang menawan, namun tak pernah untukku.belanja di sinergi grup, sekaligus membantu pemberdayaan disabilitas
Posting Komentar untuk "SENJA DI BIBIRMU"
Posting Komentar