SENJA BERLUMURAN LUKA
Kau takkan pernah menemukan bayangku lagi,
Di balik tabir senja yang menghilang di ujung pandangan,
Kala detik mengalir ke dalam arus waktu,
Aku lenyap dilahap gulita,
Menjadi bayangan kabur yang tak berbentuk,
Seperti hantu yang menghantui mimpi yang tak kunjung hilang.
Ujung sebuah harap telah terpecah belah,
Seperti kaca yang terjatuh dan berhamburan,
Meninggalkan luka yang menusuk jiwa setajam duri yang tertanam.
Betapa keji kau hancurkan hati ini,
Yang pernah menaruh segenap cintanya padamu,
Seolah menghunus pedang yang tajam menusuk relung jiwa.
Redamnya malam menusuk relung jiwa,
Membuat aku terjebak dalam kesunyian yang mematikan,
Seolah terkurung dalam peti mati yang tak berujung.
Entah kau tak mengerti atau bajingan tak tahu diri?
Namun, satu hal yang tak kumengerti,
Gelak tawamu bak narkotika,
Membiusku dalam mimpi yang menyesakkan,
Menghanyutkan aku dalam lautan kesedihan.
Sebuah kisah manis yang kau jadikan tragis,
Meninggalkan luka yang tak akan pernah sembuh,
Seolah mengoyak jiwaku dengan tangan yang kasar.
Elegi menjamah setiap inci ragaku,
Menyanyikan ratapan yang pilu dan tak berujung,
Seperti tangisan hantu yang menyeramkan di tengah malam.
Kau memang bedebah sialan,
Yang telah merampas kebahagiaanku,
Meninggalkan aku dalam kesedihan yang mendalam,
Seolah menenggelamkan aku dalam lubang hitam tanpa dasar.
Namun, aku akan bangkit dari keterpurukan ini,
Mencari kekuatan dari dalam diri,
Untuk menyembuhkan luka yang mengurai jiwaku,
Dengan tangan yang gemetar dan hati yang terluka.
Aku akan menulis ulang kisahku,
Dengan tinta keberanian dan tekad yang teguh,
Mencari cahaya di ujung terowongan kesedihan,
Posting Komentar untuk "SENJA BERLUMURAN LUKA"
Posting Komentar