NAYANIKA RENJANA
Bak lautan tenang, terhampar luas di samudra,
Kutempatkan dirimu di ufuk, Nona,
Menjelma senja, tak pernah tenggelam cahayanya,
Hingga hati ini terus mencintaimu tanpa batas.
Entah berapa hiperbola kuumpamakan,
Untuk menggambarkan hingar-bingar rupamu,
Tak cukup sejuta kata untuk itu,
Hingga mulutku membisu, mata membinar biru.
Irama nada Banda Naira, menyapa jiwaku,
Menjadi senjata untuk melukiskan indahmu,
Nada-nadanya seolah menceritakan tentangmu,
Mengiringi malamku yang sendu, tatkala rindu.
Namun, Nona, tahu kah engkau? Senja sering berdusta,
Jingga karna rindu, merah sebab pilu,
Syahdu lantaran takut kehilanganmu,
Setiap hadirmu bagai ombak yang datang dan pergi.
Lalu, harus kupendam di mana jutaan kata?
Bila di matamu saja kulihat semesta?
Haruskah kurangkai lagi sajak yang lebih megah?
Atau cukup aku yang binasa—dibawah cahaya rupamu.
Posting Komentar untuk "NAYANIKA RENJANA"
Posting Komentar